Senin, 23 Maret 2009
Senin, 16 Maret 2009
Pengalaman Mengikuti Lomba International Mathematics Contest IV di Singapura
Baru-baru ini saya merasakan pengalaman yang menyenangkan dan tak tedupakan di Singapura. Dan saya ingin berbagi cerita dengan teman-teman, juga Ustad/Ustadzah di Al Hikmah. Semoga dengan cerita ini membuat yang membaca bersemangat dan dapat ikut merasakan kebahagian saya selama disana. Dan inilah sedikit pengalaman saya yang bisa saya bagi....
Setelah melalui seleksi ketat dari berbagai daerah di tanah air, akhimya diputuskan kami ber-12 yang diberangkatkan untuk mengikuti International Mathematic Contest, atau disingkat IMC di Singapura. Sebelum berangkat, kami mengikuti karantina selama 4 hari di KPM Bogor. Disana kami digembleng oleh tim Pembina dari KPM. Saya seneng sekali bisa berkenalan dengan teman-teman baru dari daerah lain. Pelatihan di KPM dilaksanakan setiap hari mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Saya sendiri kadaag tnerasa sedjh karena harus berpisah dengan teman-teman dan keluarga^ karena selama aisana saya dititipkan ke sekolah Darul Jannah di Cibinong. Tetapi, Alhamdulillah lemen-temen dan Usatad-Ustadzah, juga keluargaku terutama mama masih sering telpon dan sms, seningga membuat aku seneng dan selalu semangat. Dan tak terasa, akbiraya -nari keberangkatan yang telah kami nantikan datang juga.
/ Tanggal 18 Juli, saya bersama 11 peserta yang lain dan 2 Team Leader (Bpk Ridwan dan Ibu Dessy) berangkat dari Bandara International Soekamo-Hatta di Jakarta dengan pesawat Lion air, nomor penerbangan JT 152 menuju ke Singapura. Setelah sampai di Bandara International Changi, Singapura, kami mengambil bagasi dan mengurus imigrasi. Dan kami langsung disambut oleh Travel Agent yang akan mengajak kami mengunjungi tempat-tempat menarik di dalam kota Singapura yang sering dikunjungi turis-turis International (city tour). Pemandu kami bemama Mr. Jacob. Dia adalah orang Singapura, yang ditunjuk sebagai tour leader untuk tim Indonesia, tapi lucunyanya, kami dipandu dengan bahasa Inggris. Kami diajak berkeliling kota melihat tempat-tempat bersejarah disana, seperti Merlion, dll. Padahal, sebenemya kami sudah lapar. Tapi dengan terpaksa kami harus menahan lapar. Dan setelah menahan lapar selama beberapa jam, akhimya kami makan di sebuah restoran yang sebenamya menyediakan makanan china, tapi mereka bisa menghindangkan makanan khas Indonesia. Dan setelah kenyang, kami langsung masuk hotel. Kami menginap di hotel Geylang 81. Kami satu penginapan dengan tim dari India, dan berseberangan dengan tim dari China. Kami dibagi dalam beberapa kamar. Dan saya sendiri satu kamar dengan Pak Ridwan. Setelah masuk kamar, kami merapikan barang bawaan , sholat, dan langsung tidur karena kecapekan.
Keesokan harinya, tanggal 19 Juli, kami mempersiapkan diri untuk melaksanakan lomba yang diadakan di Zhangde Primary School. Kami sarapan dulu sebelum berangkat.
Tetapi temyata lomba diadakan siang hari, sehingga sebelum lomba kami diajak rekreasi dulu ke Taman Burung Jurong (Jurong Bird Park). Dan setelah itu kami baru diajak menuju ke tempat lomba. Lomba baru diadakan pukul 2 siang waktu Singapura (Oh ya, Waktu Singapura selisih 1 jam dengan WIB). Untuk tahun ini lomba diikuti oleh 6 orang Negara yaitu Singapura, China, Philipina, Hongkong, India, dan Indonesia. Dan Indonesia sendiri baru pertama kali ini mengirimkan timnya. Pesertanya kurang lebih 350 peserta (tetapi 250 peserta dari China). Lomba dibagi dalam 7 tingkatan kelas (kelas 3 SD sampai 3 SMP). Dari Indonesia diwakili oleh 12 peserta, 5 peserta SD dan 7 peserta SMP. Soal-soal yang dilombakan bagi saya cukup sulit. 10 soal pilihan dan 10 soal uraian Soal dibuat dalam bahasa bahasa Inggris dan kita hams menjawab dalam bahasa Inggris juga. Tapi Alhamdulillah kami merasa terbantu dengan karantina kemarin. Dan setelah lomba, kami makan malam dan istirahat di hotel.
Keesokan harinya, tanggal 20 Juli, kami melakukan persiapan diri untuk melakukan city tour kembali. Sebelum berangkat, kami sarapan dulu. Setelah sarapan, kami berangkat ke tempat-tempat rekreasi di sana. Dan kali ini kami diajak ke Taman Botani Singapura. Disana banyak tanaman Indonesia yang ditanam. Dan setelah puas berialan-jalan, kami menuju ke toko khusus untuk turis, karena hanya yang 'membawa pasport yang boleh membeli, namanya Duty Free Shop. Disana saya tidak beli apa-apa karena harganya harganya mahal-mahal. Dan setelah itu, kami menuju ke bukit terdnggi ( kalau tidak salah) yang ada di Singapura, namaya Mount Faber. Kami harus berjalan menuju bukit yang mempunyai tinggi 104 meter. Kami bisa melihat kota Singapura dari atas bukit ini. Setelah itu kami makan siang di restoran yang ada di dekat situ. Dan setelah makan kenyang, kami menuju ke masjid terdekat yang ada untuk sholat. Kemudian kami langsung menuju ke tempat pengumuman lomba di RELC hotel. Dan Alhamdulillah, saya mendapat medali perak. Saya bangga dan bersyukur dengan apa yang saya peroleh. Dan Alhamdulillah juga, temyata teman-teman dari tim dari Indonesia semuanya mendapat medali. Disana kami juga saling menunjukkan atraksi tarian dari Negara masing-masing. Dari Indonesia kami mempersembahkan Tarian Giring-giring, yang ditarikan dengan sekedamya oleh temen-temen sendiri (karena waktu latihannya terbatas). Lucu juga jadinya. Dan tidak lupa kami juga saling bertukar souvenir dengan peserta Negara lain. Tetapi saya sendiri lupa membawa. Tidak kurang akal akhimya saya tukar souvenir mereka dengan uang rupiah Rp 1.000,00 yang saya punya. Tidak dinyana mereka senang sekali. Dan setelah pengumuman , kami berangkat lagi ke Pulau Sentosa. Kami makan malam disana sambil menikmati "Song Of The Sea". Seru banget, kembang apinya banyak sekali. Dan setelah puas merayakan kemenangan, kami kembali ke hotel dengan had gembira.
Keesokan harinya, tanggal 21 Juli, kami berangkat ke Pulau Sentosa untuk bersenang-senang kembali disana, sebelum pulang ke tanah air. Kami merasakan petualangan seru di Sentosa. Mulai dari Luge Car, Skywalk dan masuk ke dalam "Merlion-nya Sentosa". Wah asyik banget. Kami baru bener-bener bisa merasakan yang namanya liburan setelah selesai lomba dan pengumuman kemarin. Tetapi sayang kami harus segera pulang ke Indonesia dan meninggalkan Singapura. Karena pesawat yang mengangkut kami sudah standby jam 2 siang waktu Singapura. Selamat Jalan Singapura. Terima kasih atas semua kenangan indah yang telah kau berikan.
Sampai di Indonesia, kami disambut oleh Direktur Diknas Jakarta dengan meriah. Kedatangan kami diliput juga oleh TV Nasional. Kami dikalungi bunga dan berfoto bersama. Dan tentu disana ada mama yang tercinta yang ikut menjemput. Dan setelah itu kami semua hams berpisah dan kembali ke daerah masing-masing. Semua saling bersalaman dan berangkulan. Saya dan mama juga hams segera kembali ke Surabaya.
Itulah pengalaman saya saat mengikuti IMC yang diadakan di Singapura. Tentu teman-teman semua bisa juga merasakan pengalaman seperti yang saya rasakan kemarin, asalkan teman-teman mau berusaha dan belajar.
10 Tahun Penjara
Adi adalah anak dari Bu Tina dan Pak Hendri. Adi yang masih berumur 6 tahun sudah ditinggal ayahnya. Ayahnya yang pernah merampok bank telah di penjara. Beliau berkata pada Adi “Ayah pergi dulu, ya.” Tapi ada kejanggalan, ayah Adi membawa senjata tajam sangat banyak.
“Bu, sampai kapan ayah dipenjara? Aku kangen ayah.” Kata Adi. “Ibu juga kangen, tapi ibu tidak tahu kapan ayah pulang.” Jawab ibu pada Adi. Mereka merindukan ayah. Setiap setelah shalat Adi dan ibunya selalu, mendoakan ayahnya.
Kakak Adi yang sudah SMApun pergi ke kantor polisi bersama Adi dan ibunya. Setelah sampai di kantor polisi, Adi dan kakaknya langsung menemui petugas kantor tersebut. “Pak, bolehkah saya dan adik saya bertemu ayah saya yang telah dipenjara?” Tanya Danu. “Maaf, bukan disini. Masuki saja kantor yang berwarana kuning kecokelatan. Disana tempat orang yang dipenjara.” Jawab petugas kantor tersebut. Kemudian mereka menuju kantor yang tadi dijelaskan.
Sampai di sana, Adi, Danu, dan ibu mereka berdua mendatangi kantor tersebut. “Pak bisakah saya bertemu suami saya yang telah dipenjara?” Tanya Bu Tina. “Siapa namanya?” Tanya petugas kantor tersebut. “Hendri Saputra Jaya” Jawab Bu Tina. “Bisa, silahkan”. Ucapnya
“Ayaaah...” Kata Adi dan Danu. “Maaf ya, ayah tidak bisa pulang sekarang. Ayah masih harus di penjara.” Jawab ayah mereka. “Ayo pulang Ayah, Adi ingin ayah kembali, Kak Danupun juga ingin.” Kata Adi. “Maaf, suatu hari nanti ayah pasti akan pulang. Tapi bukan sekarang dan bukan besok.” Kata ayah mereka.
Adi dan Danupun pulang tanpa kehadiran ayahnya. Setiap pagi, mereka selalu ingat saat ayah membangunkan mereka berdua. “Nak, ayah merindukan kalian.” Ucap ayah mereka dalam hati. Mereka tak tahu kapan mereka kembali hidup bersama seperti dulu.
Sekarang Adi sudah naik kelas. Sudah waktunya daftar ulang. “Bu, sudah waktunya daftar ulang. Bayarannya sangat mahal. Ibu tidak bekerja, ayah tidak ada, lalu bagaimana?” Tanya Adi. “Ibu juga tidak tahu ,Nak.” Jawab ibu pada Adi. “Seandainya di sini ada ayah, pasti ayah yang membayar.” Ucap Adi. Tapi karena Danu punya tabungan yang cukup, “Bu, aku saja yang membayar. Aku punya tabungan yang cukup. Hutangnya dibayar nanti saja atau tidak usah, Bu.” Ucap Danu.
Beberapa tahun kemudian, Adi sudah berusia 16 tahun dan duduk di bangku SMA. Dan Danupun sudah kerja memjadi kuli tinta yang sering keluar kota. Saat Danu libur, “Bu, dari dulu aku tidak bernah sekalipun bertemu ayah, kapan?” Tanya Danu. “Sebenarnya ayah sudah keluar dari penjara. Tapi jangan beritahu Adi. Jawab ibu pada Danu. “Benarkah? Horeee....” Ucap Danu.
Kemudian Pak Hendri datang diam – diam. Danupun langsung membukakan pintu untuk ayahnya. Saat Adi pulang sekolah, ayah langsung masuk ke kamar Adi. Tiba – tiba saat Adi masuk kamar, “SURPRISE!!!!” Kata ayah mereka. “Ayaaah...., kapan Ayah datang?” Tanya Adi. “Tadi malam. Tadi pagi Ayah tidak ikut sarapan sebelum kamu berangkat ke sekolah.” Jawab ayah pada Adi. Akhirnya Pak Hendri, Bu Tina, Danu, dan Adi kembali bersama seperti dulu.
Selengkapnya......
Renungan Diri
- Jika SMS masuk, kita cepat-cepat membaca dan membalasnya.
- Tapi, kenapa waktu sholat masuk, kita tak cepat-cepat laksanakan?
- Isi ulang pulsa 10.000 kita sanggup.
- Tapi kenapa shodaqoh 1.000 terasa berat?
- Waktu kita mandi, macam-macam lagu kita nyanyikan.
- Tapi waktu makan, bismillah pun kita lupa.
- Baca Koran kita bisa,
- tapi kenapa baca Alquran kita gak bisa?
- Kalau HP rusak, susah-susah kita “tebus”.
- Tapi kenapa kita gak tebus dosa-dosa yang sudah kita perbuat.