Moch. Rizqi Aulia Bisri
Adi adalah anak dari Bu Tina dan Pak Hendri. Adi yang masih berumur 6 tahun sudah ditinggal ayahnya. Ayahnya yang pernah merampok bank telah di penjara. Beliau berkata pada Adi “Ayah pergi dulu, ya.” Tapi ada kejanggalan, ayah Adi membawa senjata tajam sangat banyak.
“Bu, sampai kapan ayah dipenjara? Aku kangen ayah.” Kata Adi. “Ibu juga kangen, tapi ibu tidak tahu kapan ayah pulang.” Jawab ibu pada Adi. Mereka merindukan ayah. Setiap setelah shalat Adi dan ibunya selalu, mendoakan ayahnya.
Kakak Adi yang sudah SMApun pergi ke kantor polisi bersama Adi dan ibunya. Setelah sampai di kantor polisi, Adi dan kakaknya langsung menemui petugas kantor tersebut. “Pak, bolehkah saya dan adik saya bertemu ayah saya yang telah dipenjara?” Tanya Danu. “Maaf, bukan disini. Masuki saja kantor yang berwarana kuning kecokelatan. Disana tempat orang yang dipenjara.” Jawab petugas kantor tersebut. Kemudian mereka menuju kantor yang tadi dijelaskan.
Sampai di sana, Adi, Danu, dan ibu mereka berdua mendatangi kantor tersebut. “Pak bisakah saya bertemu suami saya yang telah dipenjara?” Tanya Bu Tina. “Siapa namanya?” Tanya petugas kantor tersebut. “Hendri Saputra Jaya” Jawab Bu Tina. “Bisa, silahkan”. Ucapnya
“Ayaaah...” Kata Adi dan Danu. “Maaf ya, ayah tidak bisa pulang sekarang. Ayah masih harus di penjara.” Jawab ayah mereka. “Ayo pulang Ayah, Adi ingin ayah kembali, Kak Danupun juga ingin.” Kata Adi. “Maaf, suatu hari nanti ayah pasti akan pulang. Tapi bukan sekarang dan bukan besok.” Kata ayah mereka.
Adi dan Danupun pulang tanpa kehadiran ayahnya. Setiap pagi, mereka selalu ingat saat ayah membangunkan mereka berdua. “Nak, ayah merindukan kalian.” Ucap ayah mereka dalam hati. Mereka tak tahu kapan mereka kembali hidup bersama seperti dulu.
Sekarang Adi sudah naik kelas. Sudah waktunya daftar ulang. “Bu, sudah waktunya daftar ulang. Bayarannya sangat mahal. Ibu tidak bekerja, ayah tidak ada, lalu bagaimana?” Tanya Adi. “Ibu juga tidak tahu ,Nak.” Jawab ibu pada Adi. “Seandainya di sini ada ayah, pasti ayah yang membayar.” Ucap Adi. Tapi karena Danu punya tabungan yang cukup, “Bu, aku saja yang membayar. Aku punya tabungan yang cukup. Hutangnya dibayar nanti saja atau tidak usah, Bu.” Ucap Danu.
Beberapa tahun kemudian, Adi sudah berusia 16 tahun dan duduk di bangku SMA. Dan Danupun sudah kerja memjadi kuli tinta yang sering keluar kota. Saat Danu libur, “Bu, dari dulu aku tidak bernah sekalipun bertemu ayah, kapan?” Tanya Danu. “Sebenarnya ayah sudah keluar dari penjara. Tapi jangan beritahu Adi. Jawab ibu pada Danu. “Benarkah? Horeee....” Ucap Danu.
Kemudian Pak Hendri datang diam – diam. Danupun langsung membukakan pintu untuk ayahnya. Saat Adi pulang sekolah, ayah langsung masuk ke kamar Adi. Tiba – tiba saat Adi masuk kamar, “SURPRISE!!!!” Kata ayah mereka. “Ayaaah...., kapan Ayah datang?” Tanya Adi. “Tadi malam. Tadi pagi Ayah tidak ikut sarapan sebelum kamu berangkat ke sekolah.” Jawab ayah pada Adi. Akhirnya Pak Hendri, Bu Tina, Danu, dan Adi kembali bersama seperti dulu.
Senin, 16 Maret 2009
10 Tahun Penjara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ceritanya lumayan bagus
BalasHapusEndra
4A
dasar kiki :D
BalasHapus